[Part 2] Someone Like You

Someone Like You

Title : [Part 2] Someone Like You

Cast : Cho Kyuhyun | Choi Sooyoung | Jessica Jung | others..

Genre : Romance

Rating G

Length : Serie

………

“Sica! Aku pulang.” teriakku sambil menutup pintu depan dan menguncinya. Tak ada jawaban.
Apa ia meninggalkanku? Apa aku terlalu lama melaundry pakaian, membuatnya menunggu lama dan ia memutuskan untuk meninggalkanku sendiri? bertubi-tubi pertanyaan memenuhi kepalaku yang semakin ruwet saja.
Aku langsung menghambur ke kamarnya untuk memastikan. Ia tidak ada di dalam kamarnya saat aku memasuki kamarnya yang begitu rapi.
Kudengar Handphoneku berdering beberapa menit kemudian.
“Halo?” Tanya seseorang di seberang. Suaranya waswas, seperti mengharapkan perminta maafan dariku. “Sooyoung, ini aku, Sica!”
“Ada apa?” jawabku datar.
“Sooyoung, maafkan aku. Aku tidak memberitahukanmu terlebih dahulu.”
“Seharusnya kau mengirimku pesan singkat.” aku agak kesal.
“Sooyoung…” suaranya berubah drastic

.
“Lupakan, Jess.” Jawabku. “Mungkin kau ada urusan mendadak yang tidak ada hubungannya denganku.”
“Akan aku ceritakan nanti.” Ucap Jessica sebelum akhirnya ia memutuskan hubungan. Aku hanya bisa menghembuskan napas kesal.

***

Aku meletakkan handphone-ku di atas tempat tidur milik Jessica dan tersaruk-saruk menuju ruang tengah. Aku duduk santai menempati seluruh sofaku, menonton serial drama tentang percintaan di TV yang berukuran cukup besar – memaksakan diriku untuk menontonnya karena tidak ada hal lain yang bisa kukerjakan sambil mengangkat sekeping keripik Doritos dari bungkusan di pangkuanku dan menjejalkannya ke mulutku.
“Mudah-mudahan itu keripik yang kau beli sendiri di toko.” Suara Jessica dari ambang pintu depan.
Kriuuk. “Nggak,” Jawabku sambil mengunyah. “Aku menemukannya di pinggir Sofa.”
“Kenapa kau begitu menyebalkan, Sooyoung?” Sica mendengus kesal. Ia menghampiriku dan ikut bersandar di sofa. Sesekali ia mengalihkan pandangannya ke serial drama itu.
“Mengapa kau meninggalkanku?” aku balik bertanya.
“Urusan mendadak.” Jawabnya singkat sambil meraih bungkus keripik dengan tangan kanannya.
“Urusan mendadak? Yang benar saja!” ucapku sambil memutar bola mataku. Sejak kapan Jessica mempunyai urusan yang begitu mendadak?
Kriuuk. “Apa aku terlihat seperti sedang berbohong, Sooyoung?” tanyanya sambil menatapku dengan sungguh-sungguh. Itu tidak membuatku merasa takut, tapi membuatku ingin tertawa karena melihat ekspresi wajah Jessica yang terlihat konyol dengan mulut yang penuh dengan keripik.
“Kau bertemu dengan seseorang?” tebakku asal sambil menjejalkan lagi sekeping keripik ke dalam mulutku.
Aku merasa tebakanku tepat mengenai sasaran saat melihat Jessica menatapku sambil tersenyum. “Bagaimana kau bisa tahu kalau aku bertemu dengan seseorang?” tanyanya.
“Hanya tebakan saja.” Jawabku singkat sambil menjejalkan lagi, lagi dan lagi sekeping keripik ke dalam mulutku.
“Aku bertemu Donghae.”
“Sudah kuduga.” Gerutuku.
“Kenapa kau tidak terkejut?” tanyanya dengan nada kesal.
“Kenapa aku harus merasa terkejut?”
“Entahlah.” Jawabnya singkat sambil bangkit hendak meninggalkanku.
“Kau mau kemana?” Teriakku. Tanpa kusadari, tanganku menyambar lengannya membuatnya berhenti seketika itu juga.
“Ke kamar.” Jawabnya singkat.
“Kau belum menceritakan apa-apa padaku!”  Suaraku bernada marah sambil menatapnya.
“Apa yang perlu aku jelaskan lagi? Bukankah kau tidak ingin mendengarkannya, Ha?” Nadanya tak kalah marahnya. Itu cukup membuatku sedikit tercengang dan entah sejak kapan, mulutku menganga lebar dan mulai melepaskan genggamanku.
“Baiklah,” Suaraku mulai menghilang, seperti suara radio yang volumenya dikecilkan.
“Sooyoung, maafkan aku. Aku terlalu terbawa emosi.”
“Tidak. Ini semua salahku. Kau tidak perlu merasa bersalah, Jessica.” Ia kembali terduduk di sofa sambil membelai-belai lembut puncak kepalaku.
“Donghae sudah pulang dari London?” Tanyaku. Ia hanya mengangguk pelan, matanya terfokus ke televisi dengan telapak tangan yang masih membelai-belai puncak kepalaku.
“Sooyoung, bagaimana kalau aku saja yang melaundry pakaian kotor? Aku merasa kasihan padamu.” Ucapnya tiba-tiba.
“Tidak usah, biar aku saja. Kau-kan sudah punya tugas di sini.”
“Aish, kau ini.” Gerutunya dengan mulut yang mengerucut miring. “Sooyoung, bagaimana kalau liburan kali ini seperti biasa kita akan ke Florida?” Sica menyarankan.
“Tidak, aku tidak ingin ke Florida. Aku ingin kita merayakan liburan musim semi sekaligus malam tahun baru di Seoul.” Aku menolak mentah-mentah tawarannya. Biasanya kalau Jessica mengajakku ke Florida, aku langsung menyetujuinya. Tapi kali ini tidak.
“Oh ya, Sooyoung. Besok aku akan berkunjung ke rumah Donghae. Kau mau ikut?” tanya Sica tiba-tiba.
“Kau tidak perlu mengajakku, itu akan mengganggu kencanmu besok.”
“Kencan?” Sica memutar bola matanya, tawanya seketika meledak. “Haaa, apa yang kau bicarakan? Aku dan Donghae tidak berkencan, Sooyoung.” Ucap Sica, tawanya semakin meledak sesekali ia membungkukkan badan dan melipat tangannya di atas perut.
“Ya! Tertawalah sepuasmu, Sica.” Aku mencibirkan mulutku.
“Hahaha, aku hanya bercanda, Sooyoung. Baiklah aku mau ke kamarku.” Ucap Sica sambil bangkit berdiri lalu tanpa membutuhkan waktu yang sangat lama ia langsung menghambur ke dalam kamarnya.
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku saat melihat kelakuan Jessica yang begitu konyol. Sama seperti Sica, aku juga berhamburan ke dalam kamarku.

***

Liburan musim semi kali ini sekaligus liburan pergantian tahun di Seoul. Biasanya aku dan Jess akan merayakan musim semi di Florida. Saat terbangun senin pagi, aku berbaring di tempat tidur beberapa detik.
“Sooyoung, apa kau sudah bangun?” teriak Jess di balik pintu dan mengetuknya dengan pelan.
“Iya.” Jawabku singkat sambil mengerjap-erjapkan mataku berusaha menghilangkan rasa kantuk.
“Bangunlah, ini sudah siang.” Teriak Jessica lagi. Kali ini suaranya begitu menggelegar dan cukup membuat telinga sakit.
Aku bangkit turun dari tempat tidurku dan berjalan bertatih-tatih ke pintu kamarku. Aku mendapati Jessica sudah berpenampilan rapi di depan pintu saat aku memutar kenop pintu kamarku dan membukanya.
“Waw. Kau begitu cantik.” Pujiku.
“Aku hanya berusaha berpenampilan lebih baik saat berkunjung ke rumah Donghae nanti.” Ucap Jessica menjelaskan.
Aku lupa bahwa Jessica akan berkunjung ke rumah Donghae hari ini. itu berarti aku akan menjaga rumah sendirian lagi.
“Apa kau yakin tidak ikut denganku?” tanyanya lagi. Ia menggantung-gantungkan perkataannya barusan.
“Tidak, dan aku sangat yakin.” Ucapku dengan mantapnya.
“Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu.” Ucapnya sambil melambaikan tangannya dan berlari ke pintu depan. Aku membalas lambaiannya dan tersenyum.

****

Cucian kali ini lebih banyak dari biasanya. Dan seperti biasa aku akan membawa pakaian-pakaian kotor itu ke tempat laundry. Jujur saja, aku tidak bisa mencuci pakaian karena itu bukan tugasku. Dan seperti biasa lagi, aku memilih tempat favoritku.
“Apa-apaan ini.” aku merengut dan bisa kurasakan wajahku mengernyit. Tanpa ragu aku mengambil kertas yang tertempel lagi di dinding yang tak jauh dari tempat favoritku. Aku sangat yakin kertas yang berisi beberapa kalimat itu sengaja di buat dan tak bisa diragukan lagi kertas itu untukku. Aku sangat yakin kertas itu untukku saat melihat namaku tercantum di kertas itu.
“Kenapa kau tidak mengikuti petunjuk dariku kemarin? Apa kau tidak mempercayaiku?
Kau sungguh gadis yang sangat pintar dan karena kepintaranmu itu kau pasti berpikir bahwa aku seorang penipu. Baiklah, lupakan itu.
Apa ini cukup untuk membuktikan bahwa aku tidak berbohong?”
Aku sedikit tercengang dan tanpa kusadari mataku sudah membulat dengan mulut yang menganga lebar saat melihat sebuah gambar. Bukan, itu bukan gambar melainkan sebuah foto. Di dalam foto tersebut ada seorang pria yang sedang berpose tidak jelas. Di foto tersebut terlihat jelas ada sebuah kain panjang bewarna ungu – warnanya begitu persis dengan kain milikku.
“Tenang, Sooyoung. Tenang. Mungkin saja kain itu miliknya yang kebetulan sama denganmu.” Gumamku sambil menghitung guna menenangkan diri. Aku kembali membaca isi surat tersebut.
“Mungkin kau tidak akan mempercayai bahwa kain yang ada di dalam foto tersebut milikmu. Dan bisa ku tebak lagi, kalau kau akan menduga itu kain milikku. Dan aku berusaha menipumu, merayumu. Bukankah begitu jalan pikiranmu saat ini?”
Kata-katanya sedikit menyinggung perasaanku. Apa sifatku seperti itu?  padahal aku sudah berhati-hati untuk menghindari agar aku tidak akan menyakiti perasaan orang lain lagi. Sudah cukup itu menjadi masa lalu. Dan karena kesalahanku waktu lalu, aku kehilangan…. Cinta.
Aku kembali membaca isi surat itu lagi. “Perlu kau tahu, selendang tersebut ada sebuah ulaman dan membentuk kata-kata dan kalau tidak salah kata-kata itu adalah Choi Sooyoung – Cho Kyuhyun.”
Tunggu sebentar. Sekali lagi aku kembali melihat foto tersebut dan baru menyadari kalau orang yang ada di dalam foto tersebut bernama Cho Kyuhyun dan… orang itu pula yang waktu itu ada di tempat laundry itu.
“Ahjumma, aku titip pakaian milikku sebentar. Aku ada urusan.” Ucapku pada seorang Ahjumma yang kebetulan menjaga tempat ini.
“Baiklah,” ucap Ahjumma itu dan tersenyum. Aku membalas senyumannya sekilas dan langsung pergi dari tempat ini.
Aku berusaha mengingat petunjuk yang ia berikan padaku waktu lalu. Kalau tidak salah aku harus Keluar dari tempat laundry ini dan berjalannya ke arah Utara. Aku belum yakin, aku harus ke arah utara atau timur? Tak butuh waktu lama, aku memutuskan untuk berjalan ke arah utara.
“Setelah ini?” Ucapku pada diri sendiri. aku tampak kikuk. “Tahu begini aku tidak akan mengikuti petunjuk yang ia berikan.” Gerutuku.
Aku terus berjalan dan berhenti tepat di depan sebuah tiang lampu berwarna hitam pekat. Mataku tertuju pada selembar kertas berwarna putih yang tertempel pada tiang tersebut. Aku mengambilnya.
Terdapat tanda panah berukuran besar yang tergambar di kertas itu dan mengarah ke arah timur. Dan di bawah tanda panah tersebut terdapat gambar sebuah toko. Aku tahu toko ini, itu toko bunga.
Aku masih berusaha mencerna maksud petunjuk itu. “Mungkin aku harus berjalan ke arah timur dan berhenti ke sebuah toko bunga?” gumamku pelan.
Aku mengikuti arah petunjuk itu dan berhenti tepat di depan toko bunga. Toko bunga itu tidak begitu besar tapi terlihat begitu anggun. Toko itu berbentuk seperti kapal yang terletak di pinggir jalan dengan bunga-bunga yang begitu indah yang terletak di sekitar toko-toko itu.
Tak ada petunjuk lagi di sekitar sini. Kepalaku celingak-celinguk tidak jelas untuk mencari petunjuk itu di sekitarku. Dan sama seperti tadi, tidak ada petunjuk lagi.
Otakku berusaha untuk berpikir  dengan jernih. Aku kembali melihat petunjuk sebelumnya. Toko bunga –  gambar itu hanya satu-satunya yang tergambar dalam kertas ini dan aku tidak mungkin salah tempat.
Dan akhirnya aku memutuskan untuk menghampiri seseorang yang memang orang itu pemilik toko bunga ini. “Permisi, Ahjussi. Apakah … well, kau dititipi sebuah kertas? Kertas itu berisi petunjuk?” Tanyaku dengan hati-hati.
“Oh, apakah kau Choi Sooyoung? ada sesuatu untukmu.” Tanya Ahjussi itu sambil menyodorkan selembar kertas.
“Terima kasih, Ahjussi.” Ucapku tersenyum sambil menerima selembaran kertas itu. “Kalau begitu, aku permisi dulu.” Lanjutku.
Sebelum aku meninggalkan toko bunga itu, Ahjussi itu memanggil namaku lagi dan itu membuatku mau tak mau untuk menghampirinya lagi. “Ada apa?” Tanyaku penasaran.
“Ini, aku kelupaan sesuatu.” Ahjussi itu memberiku sepucuk bunga mawar putih. Aku menatap Ahjussi itu dengan tatapan tidak mengerti.
“Kau tahu, pria itu… menitipkan ini untukmu.” Jawab Ahjussi itu. mau tak mau aku menerimanya dan meminta izin untuk pergi.
“Apa-apaan ini…” gerutuku sebal. “Toko hewan? Mungkin ahjussi itu salah memberiku petunjuk. Tapi  apa ada orang lain yang kebetulan juga melakukan hal ini untuk menyatakan rasa cintanya pada seorang wanita yang ia sukai?”
Aku tahu jawabannya tidak ada. Hanya orang bodoh saja yang akan melakukan ini dan itu bukan berarti aku termasuk orang normal karena mengikuti permainannya. Dan aku tidak mungkin mengakhiri semua ini. Ini sudah setengah jalan.
Dengan terpaksa aku tetap mengikuti petunjuk yang tertera di kertas ini. Sesampainya aku di depan toko hewan, tanpa ragu lagi aku masuk ke dalam toko hewan. Tujuanku bukan untuk membeli seekor hewan tapi, untuk mengambil petunjuk selanjutnya.
“Apa kau Choi Sooyoung?” Tanya salah satu penjaga toko hewan tersebut saat melihatku di ambang pintu.
“Iya, aku Choi Sooyoung.” Jawabku singkat.
“Oh, baiklah. kau tunggu di sini.” Ucap salah satu penjaga toko tersebut dan pergi meninggalkanku yang masih berdiri dengan tampang kikuk. Tak butuh waktu yang cukup lama, penjaga tersebut keluar dari sebuah ruangan. Mungkin ruangan itu ruangan khusus.
Penjaga toko hewan tersebut yang kebetulan seorang pria berjalan menghampiriku dengan tangan kanan yang membawa sepucuk surat yang digulung rapi dan diikat dengan pita berwarna merah muda, sedangkan tangan kirinya sedang menggendong seekor anjing yang sangat lucu.
“Ini, surat untukmu.” Ucapnya sambil menyodorkan gulungan itu padaku.

“Dan.. ada titipan lagi untukmu.” Lanjutnya.
Pria itu menyodorkan seekor anjing yang ia bawa tadi. Anjing itu sangat lucu dengan bulu yang tidak begitu lebat dan berwarna putih.
“Seekor anjing?” tanyaku bingung.
“Iya, Cho Kyuhyun membeli anjing ini dan ia juga meminta untuk memberikan anjing ini padamu, Choi Sooyoung.”
“Yang benar saja,” gerutuku pelan. “Baiklah, kalau begitu aku permisi dulu.” Ucapku pada penjaga toko tersebut. Penjaga toko tersebut hanya tersenyum saat melihatku keluar dari toko hewan ini.
“Hahhh, merepotkan saja.” Ucapku pelan sambil membuka gulungan kertas itu. Sebelum membaca petunjuk selanjutnya, aku mendapati sebuah foto lagi. Foto itu, Kyuhyun sedang berpose sambil menggendong anjing ini.
Aku tersenyum saat mengamati foto tersebut dengan lama. Apa aku menyukainya? Pertanyaan itu tiba-tiba muncul dari pikiranku.
“Tidak. Aku tidak boleh menyukainya, Sooyoung. Tidak boleh.” Aku berusaha meyakinkan diriku sendiri. aku mulai membaca petunjuk tersebut dan… Astaga. Ini lebih parah daripada petunjuk sebelumnya.

ToBeContinued

****
** readers setiaku #dueleh. Maaf kalo lanjutan Someone Like you nyaa kurang panjang, memuaskan dan maaf juga kalo banyak kata yang salah.
Dan seperti janjiku dulu, kalo author bisa ngepost ff hanya hari sabtu minggu dan hari-hari biasa kalo lagi libur ^O^.
Dan bagi yang ga suka sama ff.ku semua.. mian, author masih amatir untuk nulis atau ngarang cerita jadi harap maklum kalo ceritanya masih jelek, ga nyambung dan pastinya author pasti akan memperbaikinyaaa !!!
Baiklah karena author bukan penceramah dan bukan seseorang yang suka ceramah *eh.. saya tunggu komentar andaaa !!!

15 thoughts on “[Part 2] Someone Like You

  1. hahah.,
    it soo uda ngikutin petunjuk dari kyu,
    mudah”an next part mereka uda ketemu 😀

    eh it kayaknya kayak punya trauma gtu ia chingu?
    Cz dri skap ma kta”nya agak sdikit mengarah k’org yg pernh mengalami trauma ama sesuatu.. #sotoy

    lanjutannya d’tunggu chingu 🙂

Tinggalkan Balasan ke july Batalkan balasan